Skip to main content

mengenal arti seni menurut pandangan islam


Mengenal Arti Seni Menurut Pandangan Islam
Oleh: Riza Budiarto
Mahasiswa Smester I Perbandingan Madzhab Dan Hukum

Abstrak

Dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa seni adalah penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, yang dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pendengar (seni suara), indera pendengar (seni lukis), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari, drama). Dilihat dari ruh ajaran Islam dan kaedahnya Islam tidak melarang sesuatu yang baik, indah dan kenikmatan yang diterima akal sehat. Sebagaimana dalam Surah Al-Maidah ayat 4 "Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang dihalalkan Allah, katakanlah dihalalkan kepadamu segala yang baik-baik". 

Kata kunci : Seni, Islam


A.    PENDAHULUAN
Ketika kita berbicara tentang seni, maka yang terlebih dahulu dibicarakan adalah keindahan. Sudah menjadi fitrahnya manusia menyukai keindahan. Seorang ibu akan lebih berbahagia jikalau ia dikaruniai anak yang indah fisiknya, baik rupa ataupun jasmaninya. Seseorang akan lebih memilih rumah yang indah serta mengenakan pakaian-pakaian yang indah ketimbang semua itu dalam kondisi biasa-biasa saja ataupun  buruk. Demikian halnya dengan nyanyian, puisi, yang juga melambangkan keindahan, maka manusia pun akan menyukainya. Bahkan salah satu mukjizat Al-Qur’an adalah bahasanya yang sangat indah, sehingga para sastrawan arab dan bangsa arab pada umumnya merasa kalah berhadapan dengan keindahan sastranya, keunggulan pola redaksinya, spesifikasi irama, serta alur bahasanya, hingga sebagian mereka menyebutnya sebagai sihir.
Maka manusia menyukai kesenian sebagai representasi dari fitrahnya mencintai keindahan. Dan tak bisa dipisahkan lagi antara kesenian dengan kehidupan manusia.




B.     PEMBAHASAN
1)    Pandangan Islam tentang seni.
a)      Pengertian seni secara umum.
Secara umum  kata atau  term seni berarti ‘halus’(dalam rabaan) ‘kecil dan halus’, tipis dan halus’, ‘lembut dan enak (didengar), ‘mungil dan elok’(tubuh), ‘sifat halus’. Secara etimologis seni  dapat didefinisikan sebagai kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bermutu tinggi (Kamus, 1990 : 816). Ukuran tinggi itu jika orang lain bisa mengatakan indah, kagum,  atau luar biasa terhadap ciptaan tersebut.
Kata seni sering dirangkai dengan kata lain umpama budaya sehingga menjadi ‘seni budaya, ‘gelar seni budaya’.  Pengertian ini sebenarnya rancu karena seni itu sebenarnya merupakan satu unsur dari budaya. Dalam kajian budaya, unsurnya yang mesti ada mencakup tujuh hal, yaitu: sosial, politik, bahasa, agama, ekonomi, seni, dan eistetika.  Seni budaya sebenarnya hanya seni itu sendiri atau bagian dari seni, dan biasanya secaara praktis terbatas pada seni tari, seni suara, seni panggung, atau gabungan dari ketiga seni itu seperti kalau kita mendengar sebuah pernyataan  “Saputra dan kawan-kawannya menjadi  duta seni budaya Indonesia ke berbagai manca negara”. Apa yang mereka lakukan di luar negeri atas nama bangsa Indonesia hanya menggelar seni dalam  panggung  di hadapan pemirsa.
2)      Permasalahan seni dalam Islam
Mengkaji Seni Islam  selalu tertumbuk pada jalan buntu ketika hendak memasuki wilayah kajian seni Islam. Di kalangan Islam terdapat pro dan kontra.
a)      Hingga kini belum ada lembaga apapun juga yang secara formal dan sistematis melakukan kajian seni secara komrehensif, filosofis (eistetika atau filsafat seni Islam, yang merumuskan batasan nilai keindahan sesuai dengan ajaran Islam), teoritik (sejarah, struktur, dan klasifikasi: apakah ada seni Islam ataukah hanya ada seni muslim), praktik (kajian tentang teknik-teknik perbidang), dan apresiatif (kritik seni yang mengkaji perkembangan seni Islam dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat muslim) yang mengatasnamakan lembaga seni Islam. Inti pendirian kelompok ini menyatakan bahwa Seni Islam itu tidak ada, dan yang ada adalah orang Islam berseni.
b)      Sebagian umat Islam atau bisa disebut seniman muslim bersemangat menunjukkan berbagai dalil ‘aqliyah’ (rasional) bahwa Alquran sendiri mengandung nilai seni yang amat tinggi dan demonstratif bahwa musabaqah tilawatil qur’an digelar di mana-mana, demikian juga seni kaligrafi Islam-Arab, maupun naqliyah (teks yang bersumber dari Alquran maupun as-Sunnah; Alfaruqi, 1999: v-vi) menjelaskan tentang keindahan sebagai buah karya seni. Inti pendirian kelompok ini adalah seni merupakan salah satu dari kandungan atau jangkauan Islam. Dalam bab ini tentu dinyatakan bahwa seni Islam itu ada.
Sebaliknya ada pun permasalahan saat ini yaitu dlam kehidupan sehari-hari nyanyian-nyanyian cinta ataupun gambar-gambar seronok yang di klaim sebagai seni oleh sebagian orang.
Maka sebaiknya permasalahan ini kita kembalikan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.  Bahwa dalam Al-Qur’an disebutkan :
ومن النلس من يشتري لهوالحديث ليضلي عن سبيل الله بغير علم ويتخذها هزوا أولاء ك لهم عذاب مهين
Artinya:
Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu sebagai olok-olokan. Mereka itu memperoleh azab yang menghinakan.” (Luqman:6)
Jikalau kata-kata dalam nyanyian itu merupakan perkataan-perkataan yang tidak berguna bahkan menyesatkan manusia dari jalan Allah, maka HARAM nyanyian tersebut. Nyanyian-nyanyian yang membuat manusia terlena, mengkhayalkan hal-hal yang tidak patut maka kesenian tersebut haram hukumnya.
Maka menurut DR. Yusuf Qardhawi, hal-hal yang harus diperhatikan dalam hal nyanyian antara lain :
a)      Tidak semua nyanyian hukumnya mubah, karena isinya harus sesuai dengan etika islami dan ajaran-ajarannya.
b)      Penampilan dan gaya menyanyikannya juga perlu dilihat.
c)      Nyanyian tersebut tidak disertai dengan sesuatu yang haram, seperti minum khamar, menampakkan aurat, atau pergaulan bebas laki-laki dan perempuan tanpa batas.
d)     Nyanyian –sebagaimana semua hal yang hukumnya mubah (boleh)- harus dibatasi dengan sikap tidak berlebih-lebihan.[1]
1.      Aliran Filsafat Seni
Sekurang-kurangnya terdapat dua aliran besar dalam seni, yaitu seni untuk seni (the art for the art)  dan seni untuk sesuatu (the art for the others).
o   Seni untuk Seni
Pada awal abad 19 ditengarai munculnya gerakan seni untuk seni (the art for the art) . Di Perancis gerakan ini didukung oleh Flaubert, Gauthier, dan Baudelaire. Di rusia oleh Pushkein. Di Inggris oleh Walter Patter Oscar Wilde. Di Amerika oleh sastrawan Allan Poe. Aliran ini berakar dari Romantisime Romawi yang dapat ditemukan akar-akarnya pada Friedrich  Schlegel dan Henrich Heine (Syarif, 1984 : 114).
Mereka meyakini slogan “Seni Untuk Seni”. Dengan slogan ini dimaksudkan bahwa keindahan sebagai produk seni, adalah kualitas seni yang khusus. Ia adalah nilai dasar yang absolut, menyeluruh dan tertinggi. Nilai-nilai lain seperti kebenaran dan kebaikan berada di bawahnya atau malah sama sekali tidak relefan. Di dalam panggung kehidupan, seni memiliki daerahnya sendiri, mempunyai tujuannya sendiri, tidak mempunyai misi yang harus dipenuhi kecuali membangkitkan jiwa sang kontemprator untuk menciptakan sensasi-sensasi keindahan tertinggi. Moralitas, instruksi, uang, dan populalaritas tidak boleh menjadi tujuan seni, tetapi malah merendahkan nilai artistik sesuatu seni (Syarif, l984 : 115). Buat mereka, seni adalah otonom tidak bergantung pada yang di luar seni.
Gauthier, utamanya, ia mengatakan bahwa seni bukan suatu cara, tetapi tujuan. Seorang seniman yang mengejar tujuan lain di luar keindahan adalah  bukan seniman (Syarif, l984 : 115). Sementara itu, Orcar Wilde memisahkan secara penuh antara lingkungan etika dan seni( Syarif, l984 : 1). Sebuah patung naturalis telanjang bulat yang dipasang di pusat keramaian, jia ini dipandang indah, tentu dilakukan dengan tanpa mermpertimbankan nilai etis. Jika peristiwa ini benar-benar ada, pasti menjadi heboh. Tokoh agama dan kaum moralis lainnya pasti memprotesnya, karena dipandang bertentangan dengan nilai moral. Beberapa tahun yang lalu, kasus pembuatan gambar-gambar bugil Dewi Sukarno Putri pada suatu majalah menjadi heboh. Tabloid yang pernah muncul penaka kecambah, beberapa diantaranya mengintrodusir gambar-gambar bugil atau hampir bugil atau secara umum seronok pada halaman sampulnya mendapat reaksi keras dari tokoh maupun lembaga-lembaga penjunjung tinggi moralitas. Goyang ngebor Inul Daratista, goyang patah-patah Anisa bahar, Goyang gergaji dari Dewi perssik dalam seni panggung menjadi heboh dan mendapat protes keras dari pendukung kaum moralis yang anti pornografi dan pornoaks atau sekurang-kurang erotisme. Karya ‘Taman Eden” yang menampilkan pose bugil Anjasmoro dan kawan-kawannya tidak luput dari hujatan keras dari kaum pendukung seni untuk sesuatu di luar seni.  Mulai Maret 2008 Pemerintah Republik tercinta ini (Indonesia), demi menjaga supaya  generasi mudatidak rusak parah moralitasnya menutup situs pornografi maupun pornoaksi dalam dunia internet, adalah sikap dan gerak nyata anti seboyan “seni untuk seni”.
Seni untuk seni yang produksi seninya dinilai seronok oleh masyarakat tidak akan menjadi masalah manakala semua orang mendukung paham itu. Mungkinkah ini bisa terjadi ? rasanya tidak mungkin atau  malah pasti tidak mungkin. Manusia tidak bisa diseragamkan dalam paham seni. Justru kebanyakan manusia tidak sadar akan dunia seni atau malah tidak menyadarkan diri akan dunia seni. Bagi mereka, sebagian berpendirian bahwa yang penting tuntutan ekonomi dasar (pangan, sandang, papan). Seni bagi kebanyakan orang adalah komoditas mewah. Orang-orang semacam ini biasanya dalam penghayatan agama juga terbatas pada aturan-aturan pokok kehidupan agama seperti pelaksanaan ritus dalam Islam. Agama, dalam kasus Islam dilihat melalui tolok ukur wajib-haram, sunnah-makruh, dosa-memperoleh pahala, ketika melihat patung naturalis bugil di pusat keramaian, tidak dipandang sebagai karya seni yang indah, melainkan dihukumi haram, dosa, dan membinatangkan manusia.
o   Seni Untuk Sesuatu (Seni Fungsionalsme)
Islam sebagai salah satu agama besar dunia dan yang paling belakangan
menyatakan bahwa Alquran diturunkan untuk menjelaskan segala sesuatu.
Dalam hal ini Allah berfirman:

ونزلنا عليك الكتاب تبيانا لكل شيئ                               

artinya:
            (Dan Kami turunkan kepadamu sebuah Kitab untuk menjelaskan segala sesuatu, Q.S. 16 : 138). 
Sudah barang tentu bukan dalam arti penjelasan teknis dan detail yang diberikan oleh Alquran, melainkan hanya prinsip-prinsip dasarnya. Keluasan jangkauan Islam ini diakui juga oleh Orientalis seperti H.A.R. Gibb dengan pernyataannya: “Islam is much more than system of theology. It is a complite civilization”. Noor Cholish Madjid menyatakan Islam sebagai agama doktrin dan peradaban. Point yang diperoleh dari premis ini adalah Islam mengandung soal seni. Kandungan ini amat kecil barangkali sehingga amat samar dan akibatnya sulit memotret secara jelas apa itu seni Islam, bagaimana umat Islam mengapresiasi kesenian yang semuanya menjadi wacana yang hangat yang secara keseluruhan atau sekurang-kurangnya secara mayor mencurigai seni.
2.      Macam-macam jenis Seni

1.1  Seni Musik/ Vokal
Adapun seni musik (instrumental art) adalah seni yang berhubungan dengan alat-alat musik dan irama yang keluar dari alat-alat musik tersebut. Seni musik membahas antara lain cara memainkan instrumen musik, cara membuat not, dan studi bermacam-macam aliran musik.  Seni musik ini bentuknya dapat berdiri sendiri sebagai seni instrumentalia (tanpa vokal) dan dapat juga disatukan dengan seni vokal. Seni instrumentalia, seperti telah dijelaskan di muka, adalah seni yang diperdengarkan melalui media alat-alat musik. Sedang seni vokal, adalah seni yang diungkapkan dengan cara melagukan syair melalui perantaraan oral (suara saja) tanpa iringan instrumen musik.
Macam-macam seni musik:
a.       Musik klasik
b.      Musik jazz
c.       Musik pop
d.      Musik bosa
e.       Musik rock
f.       Musik tradisional

1.2  Seni Rupa
Seni rupa adalah salah satu cabang dari seni lukis. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang,kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkantangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tanganberwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Macam-macam seni rupa:
a.       Seni lukis
b.      Seni Kriya
c.       Seni Patung
d.      Seni Dekorasi
e.       SeniReklame

1.3  Seni Tari/ Gerak
Seni tari adalah seni menggerakkan tubuh secara berirama dengan iringan musik. Gerakannya dapat sekadar dinikmati sendiri, merupakan ekspresi suatu gagasan atau emosi, dan cerita (kisah). Seni tari juga digunakan untuk mencapai ekskatase (semacam mabuk atau tak sadar diri) bagi yang melakukannya.
Sejak dahulu, seni tari telah memainkan peranan penting dalam upacara kerajaan dan masyarakat maupun pribadi. Seni tari adalah akar tarian Barat populer masa kini. Bangsa-bangsa primitif percaya pada daya magis dari tari. Dari tarian ini dikenal tari Kesuburan dan Hujan, tari Eksorsisme, dan Kebangkitan, tari Perburuan dan Perang. Tarian Asia Timur hampir seluruhnya bersifat keagamaan, walaupun ada yang bersifat sosial. Selain itu ada tarian rakyat yang komunal (folk dance). Tarian ini dijadikan lambang kekuatan kerjasama kelompok dan perwujūdan saling menghormati, sesuai dengan tradisi masyarakat.
Macam-macam seni tari:
a.       Tari klasik
b.      Tari kreasi baru
c.       Tari tradisional
d.      Tari modern

1.4  Seni Drama/ Teater
Aksi teatrikal termasuk dalam seni peran/drama. Syeikh Ziyad Ghazzal mendefinisikan bahwa seni drama adalah perbuatan seseorang melakukan perbuatan orang lain atau menjalankan peran orang lain, baik orang lain itu memang ada atau hanya fiksi,  serta mengekspresikan suatu peristiwa dengan segala rinciannya, baik peristiwa nyata atau fiksi. Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum seni drama dalam dua versi pendapat.Pertama, membolehkan dengan syarat tertentu, berdalil beberapa hadits. Ini pendapat sejumlah ulama seperti Syeikh Muhammad Rasyid Ridha, Ibnu Jibrin, Ibnu Humaid, Muhammad bin Shalih Utsaimin, dan Yusuf Qaradhawi. Kedua, mengharamkan secara mutlak, karena seni drama dianggap kebohongan (kadzib). Ini adalah pendapat segolongan ulama seperti Syeikh Abdul Aziz bin Baz, Nashiruddin Al Albani, Abdullah Al Ghumari, Ahmad Al Ghumari, Bakar Abu Zaid, Shalih Al Fauzan, dan Hamud Tuwaijiri.
Macam-macam seni drama/teater
a.       Teater lama
b.      Teater komedi
c.       Teater baru
d.      Sendratasik (seni drama dan musik) 









C.     KESIMPULAN

Seni memiliki banyak pandangan dari banyak kalangan, seni juga sering dirangkai dengan kata lain umpama budaya sehingga menjadi ‘seni budaya, ‘gelar seni budaya’.
Kalau tujuan Islam turun di muka bumi ini sebagai rahmat dan berkah bagi alam semesta: وما ارسلناك إلا رحمة للعالمين   ( Dan tidak Aku utus engkau (Muhammad), kecuali untuk rahmat bagi alam semesta: Q.S. al-Anbiya/22 : 107), maka seni, sebagai bagian  integral dari Islam., harus juga sinergi dengan tujuan risalah ini. Itulah yang dimaksud seni dalam pandangan Islam adalah seni yang fungsionalis. Dalam hal ini Allah berfirman:
قل حرم زينة الله التى اخرج لعباده والطيبات من الرزق قل هي للذين أمنوا فى الحياة الدنيا خالصة يوم القيامة
Arttinya: Katakanlah :Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkannya untuk hamba-hamba-Nya (siapa pula yang mengharamkan) rezeki yang baik ? “katakanlah semua itu bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiyamat; Q.S. al-A’raf/7 : 32).
Yang dimaksud perhiasan adalah segala sesuatu yang mendatangkan keindahan.
Perhiasan dengan demikian adalah karya seni, dan seni sebagaimana diisyaratkan dalam ayat itu adalah fungsionalisme, bukan hanya bagi atribut kehidupan orang beriman di dunia, melainkan hingga ke akhirat kelak.




















DAFTAR PUSTAKA

1.      Agus, Bustanudin. 1999. Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial : Studi Banding Antara Pandangan Ilmiah dan Ajaran Islam..Jakarta : Gema Insani Press.
2.       Tjetjep Rohendi Rohidi. 2000. Kesenian Dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung: STSI press.
3.      Norma Islam untuk Musisi, Instrumen, Sya’ir, dan Waktu. Musik. http://www.ashifnet.tripod.com/
Omar, Toha Yahya. 1983. Hukum Seni Musik, Seni Suara, dan Seni Tari Dalam Islam. Cetakan II. Jakarta : Penerbit wijaya


[1] Yusuf Qardhawy, Fatwa-fatwa Kontemporer, : http://yahyaayyash.wordpress.com/2008/05/31/seni-dalam-islam/

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Hankam Indonesia

MAKALAH PS & KEWARGANEGARAAN DILEMA KEKUATAN MILITER INDONESIA DAN PERAN TNI-POLRI TERHADAP HANKAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A.      Latarbelakang Perkembangan manusia di abad ke-21 ini sangatlah cepat dan kompleks.Berbagai pembangunan yang dilakukan oleh negara-negara besar telah mendorong beragam kemajuan pada negara-negara dunia ketiga.Perkembangan ini ternyata tidak saja didominasi oleh bidang tehnologi saja,melainkan juga diiringi oleh berbagai kemajuan disegala bidang kehidupan masyarakat global. Kemajuan-kemajuan tersebut diyakini akan selalu mengalami perkembangan kearah yang lebih modern dan akan melibatkan seluruh negara-negara didunia tanpa terkecuali. Kondisi yang dialami dunia secara global ini berdampak kepada pentingnya pelayanan negara kepada rakyatnya.Di Indonesia sendiri, tujuan negara tercantum jelas pada pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan

wallpaper HD

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat sore saudara sekalian, today I just want a share some a picture for your dekstop wallpaper... cekidot...

makalah sanad, urgensi dan matan hadist

SANAD DAN MATAN HADIST BAB 1 Pendahuluan Dalam mempelajari sanad Hadis Nabi SAW, seseorang harus mengetahui dua unsure penting yang menentukan keberadaan dan kualitas Hadis tersebut, yaitu  al-sanad dan al- matan.  Kedua unsure Hadis tersebut begitu sangat penting artinya dan antara yang satu dan yang lainny saling berhubungan erat, sehingga apabila salah satunya tidak ada maka akan berpengaruh terhadap, dan dapat merusak, eksistensi dan kualitas suatu Hadis. Suatu berita yang tidak memiliki sanad, menurut ulama’ Hadis tidak bisa di sebut sebagai Hadis; dan kalupun disebut juga dengan Hadis maka ia di nyatakan sebagai Hadis palsu (mawdhu’) demikian halnya juga dengan  matan,  ssebagai materi atau kandungan yang dimuat oleh Hadis, sangat menentukan keberadaan sanad, karena tidak akan dapat suatu sanad atau rangkaian para perawi di sebut ssebagai Hadis apabila tidak ada matan atau materi Hadisnya, yang terdiri dari atas perkataan,perbuatan, atau ketetapan ( taqrir ) Rosul SAW.